Teruntuk
kamu yang pernah singgah di hari, hati, dan pikiranku. Aku hanya ingin
menyapamu kembali. Mengusik rasa yang dulu pernah ada, yang sudah kusimpan jauh
dan ku kubur dengan dalam. Tapi sesudah aku mengingatmu dan mengajakmu kembali
pulang, kau harus segera kubunuh dari ingatan. Terima kasih untuk beberapa
bulan belakangan ini. Oh iya, apakah kau tau bagaimana keadaanku kala kau
pergi? Hari ku menjadi tak ceria. Hariku selalu teduh dipenuhi sendu. Aku tak
pernah menyangka akan begini akhirnya. Keceriaan yang selama ini kau beri,
sekarang berubah menjadi hal yang tak menyenangkan bagiku. Nyatanya disini
akulah orang yang paling mencinta, sedangkan kau? Sudah kuduga kau tak akan
sama seperti ku. Kau hanya mencintaiku seperlunya. Aku merasa ini tak adil, kau
yang hanya mencinta sepersekian persen, sedangkan aku mencintaimu seratus
persen. Berkali-kali aku menjatuhkan hati pada seseorang yang kupikir dapat
membuat bahagia, nyatanya hanya memberi luka. Kebodohanku yang selalu memaafkan,
kau buat menjadi tameng pelindung. Awalnya kupikir menerima segala keburukanmu
adalah hal yang wajar dalam konteks mencintai, namun ternyata itu menjadi
bumerang.
Sekarang aku membencimu. Kau sudah tak
sepantasnya aku ingat, dan kau sudah tak pantas lagi menjadi hal yang aku
rindukan. Sekali lagi kau sudah tak layak untuk ku kenang. Jahat memang, tapi
sudah seharusnya aku melakukannya. Terima kasih untuk beberapa bulan belakangan
ini. Terima kasih sudah datang kemudian pergi. Terima kasih sudah mengajariku
banyak hal akan kehidupan. Terima kasih sudah memberi arti akan menunggu,
bersabar, mencinta, dan bahagia.
Terima kasih sudah pernah singgah, Tuan.
Bekasi, 18 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar