Selasa, 17 Februari 2015

Penantian

-Penantian- 

Kau tahu dalam diam
Menyimpan dalam bungkam
Menanti dengan angan
Menunggu itu menyakitkan,bukan?

Mataku sulit terpejam
Kala kegelisahan menghampiri malam 
Entah sampai kapan aku harus menanti
Ketidakpastian yang tak berarti


                             -Heranita Novelly-

Mau kamu apa?

" Terus kamu maunya gimana?" 
" Terserah kamu"
" Terserah kamu, kalau kamu bahagia aku juga bahagia kok"
" Aku tuh belum siap"
" Iya aku ngerti kamu masih kaget karena baru pacaran lagi kan? Lagian firasat aku mengatakan kalau kamu udah ada yang lain kok, buat apa juga di pertahankan"

Seketika ia diam dan merenung. keputusan yang sudah sangat bulat untuk menyudahi hubungan ini. hubungan yang selalu kandas hanya karena masalah sepele. 
beberapa hari kemudian, Dila yang sedang iseng mengecek history chat-nya dengan Denis dan melihat status Denis yang semula "Ada" menjadi "Diandra <3" . Kenyataan pahit yang membuat Dila terpukul. menangisinya hanyalah sebuah kesalahan terbesar . Dila hanya tak menyangka, begitu cepat Denis mendapatkan pengganti Dila. pikiran negatif mulai muncul, membuat hati dan pikiran Dila tidak karuan.
" Dil lo kenapa? kok muka lo kusut gitu"
"Gapapa"
"Dil, kenapa lagi? Lo berantem lagi?"
" Bukan berantem lagi, putussss"
" Ya Allah Dil, sabar ya Dil. Cowok emang gitu"
" Tapi lo harus buktiin kalo lo bisa, kemaren aja lo bisa kan jadi jomblo bahagia selama 4 tahun"
" Dia datang hanya untuk menoreh luka di hati gue Vin, dan itu sakiiittt"
" Iya gue ngerti, tapi mau diapain lagi. semua bukti yang lo liat udah jelas kan?"
" Kita tuh butuh solusi, tapi bukan dengan cara udahan. gue engga ngerti deh sama jalan pikirannya"
" Yaudahlah Dil yang penting lo sekarang sabar. Lo pernah bilang kan sama gue Resiko mencintai ya harus berani tersakiti"
" Iya gue tau. tapi lo tau kan, gue udah terlanjur sayang gini sama dia"
" Iya ngerti Dil, tapi cowok lo? sayang gak sama lo? buat apa juga dipertahanin kalau lo pacaran cuma bikin capek aja. kalau emang dia sayang sama lo, dia gak mungkin dong cuekin lo, dan dia gak akan buat lo nunggu"
" Tragis gak sih hubungan gue" 
" Tragis" 
" Ih kok lo gitu sih"
" Kenapa? emang bener kan? udahlah Dil, ngapain masih dipikirin. dia aja gak mikirin lo. inget Dil! don't waste your time"
 mereka bertiga memeluk Dila dengan hangat.

2 minggu kemudian, Denis menghubunginya lagi, padahal Dila sudah enggan dengannya. Ternyata ia hanya berkomentar karena status yang baru saja di Update Dila di BBM, Dila pun mengacuhkannya.
seperti biasa, tiap hari minggu adalah jadwal Dila untuk mengantar Adiknya latihan bela diri. Hari ini Dila tak ada jadwal untuk berpergian dan Dila memutuskan untuk menunggu Adiknya hingga selesai latihan.

Denis menghampiri Dila yang duduk sendirian di tribun atas.
" Kamu kenapa sih?"
" Gapapa, emangnya aku kenapa?"
" Yaa kamu beda aja semenjak putus, kamu udah ada yang lain ya?"
" Beda gimana? ada yang lain? bukannya kamu yang udah ada yang lain?"
" Yaa maksud aku bagus deh kalau kamu emang udah dapet yang lebih baik dari aku"
" . . . . . . "
" Dil, by the way kamu apa kabar?"
" Baik"
" Dil"
" Kenapa lagi sih? mau kamu apa sih? aku harus gimana?"
" Gapapa deh"
" Kamu tahu kenapa aku begini?" 
" engga"
" Aku capek, aku capek sama semuanya. aku capek harus menahan rindu yang teramat sangat menyakitkan dan gak bisa ditunjukin ke siapa-siapa. tapi aku berpikir lagi buat apa aku meratapi yang udah-udah. toh kamu juga udah bahagia sama yang baru. dan intinya kamu gak sayang sama aku and your'e not lucky to have me"

Perasaan memang gak bisa ditebak, semua hanya mengikuti kata hati dan percaya. dan ketika kita memiliki perasaan itu harus dijaga dan dipertahankan.
dan ketika kita sudah menjatuhkan pilihan, diusahakan harus konsisten. 



Terima kasih.

Ingatan itu. . .

Hujan. . .
Tiap rintik yang kau berikan mengantarkanku pada kerinduan. kerinduan yang selalu aku pendam dan tak bisa ku tunjukkan. karena aku tahu semuanya sudah berbeda, semua berubah seiring berjalannya waktu . waktu pula yang mengantarkanku pada pertemuan yang unik. mengenalkanku pada sesosok lelaki yang membuatku yakin untuk menjatuhkan hat. aku pikir ini hanyalah suka pada pandangan pertama, yang hanya mementingkan paras dibandingkan perasaan. awalnya aku mencari tahu tentangnya, dan aku hanya bisa tertawa. media sosial yang sudah sangat jelas memberikan bukti yang membuatku tercengang. aku mencoba mengacuhkannya, namun semakin hari ia semakin membuatku jengkel dan ia ingin selalu mengetahui kesibukanku. Hingga akhirnya kami dekat, aku meresponnya dengan baik. Awalnya rumit dan semakin rumit. 18 hari yang penuh cerita bermakna, pertengkaran yang tiada henti hampir setiap hari hanya karena satu masalah dan masalahnya pun hanya itu-itu saja "Tidak Peka" . Membuatku dituntut untuk selalu bersabar, mengerti tiap kondisi yang dihadapi. Pengertian yang selalu kuberikan barangkali tak ada harganya . Rasa rindu yang selalu menghampiri, dan pikiran negatif yang selalu ada di otakku membuat hati dan pikiran menjadi tak karuan. 
" Maaf aku baru liat Ponsel"
" Iya gapapa, sibuk banget ya"
" Iya nih hehe, Maaf:("
" Iya udah gapapa, mandi dulu sana" 

Tiap kali aku menceritakan hal ini kepada teman kampusku, mereka selalu menyudutkan. Karena umur kami terlampau 3 tahun, hal itu yang membuat teman-teman ku khawatir.
" kalau pacaran sama brondong buat Have fun aja"
mereka bisa berbicara semudah itu, tapi bukan berarti aku mengacuhkan perasaan ku kan?
 namun sekarang semuanya berubah semenjak kata "Putus" terlontar dari mulut manisnya, Tiada lagi secercah harapan yang bisa kutemukan untuk kembali menggapainya, Ya karena ia sudah memiliki yang baru. pengganti yang mungkin jauh bisa mengertinya dan terbaik untuknya.

Sekian.